Kamis, 11 Oktober 2012

INTERAKSI SOSIAL


INTERAKSI  SOSIAL

1.  HUBUNGAN  KEMANUSIAAN  DAN  FAKTOR  MANUSIA
                     
              Di dalam sub bab ini akan dibahas masalah antarhubungan atau disebut juga dengan Interaksi sosial, yang mana di dalamnya meliputi tentang hubungan antarmanusia dengan manusia (individu dengan individu), individu dengan kelompok dan antar kelompok dengan kelompok.  Yang mana di dalam hubungan tersebut terdapat pengaruh saling mempengaruhi secara timbal balik.  Di mana dengan pengaruh mempengaruhi tersebut berarti yang satu berubah karena yang lain dan yang satu mengubah sesuai dengan yang lain, dan dengan perubahan tersebut yang diakibatkan saling pengaruh mempengaruhi dan saling menyesuaikan diri berarti terjadi interaksi.
            Di dalam semua antarhubungan kemanusiaan, baik antar manusia dengan manusia maupun manusia dengan kelompok, terdapat suatu struktural.  Dimana selalu terjadi semacam adu mengadu kekuasaan yang menghasilkan suatu keseimbangan, yang kadang-kadang bersifat stabil dan kadang-kadang pula bersifat labil
            Kekuasaan itu tentu tidak dimaksudkan sebagai kekuasaan jasmaniah, seorang bayi misalnya yang baru lahir sudah mempunyai kekuasaan terhadap orang tuanya menyesuaikan segenap kehidupan mereka kepada kemauan dan keperluan sang bayi tersebut.
            Di dalam kehidupan manusia terdapat 4 faktor penting yang mempengaruhinya yaitu:
  1. Warisan biologis (heredity)
  2. Keadaan alam sekitar kita (natural environment)
  3. Warisan sosial (sosial heritage)
  4. Kelompok manusia (group)
Kelompok manusia menguasai anggota-anggotanya, sadar atau tidak sadar, para anggota menyesuaikan diri dengan dengan kelompok manusia itu.  Bagi seorang anggota yang tidak dapat menyesuaikan diri, maka kehidupannya menjadi sulit.  Ia dapat dihukum oleh kelompoknya, baik secara formal maupun informal, misalnya dengan kritik atau kehilangan penghargaan diri pihak sesam anggotanya.
            Pendapat-pendapat sesam anggotanya adalah penting bagi anggota perseorangan.  Ia menerima dan menurut berbagai norma-norma dan cara-cara yang menentukan kelakuan dan sikapnya.  Kadang-kadang ia terbentur pada sesamanya, dalam kerjasama atau persaingan  maupun pertentangan, dalam segala antraksi dan antarhubungan ini, yang disebut proses sosial. 
            Kelompok pertama yang dialami individu yang baru lahir, ialah keluarga, dan antarhubungan (interaksi) pertama diadakan olehnya dengan ibu bapak serta kakak-kakak.
            Makin bertambah umur, makin luaslah pergaulan dan jumlah antarhubungan bertambah begitu pula keanggotaan dalam berbagai kelompok, sebagai kelompok teman-teman sepermainan, para tetangga, sekolah, assosiasi-assosiasi dll.  Di dalam antar hubungan menghendaki penyesuaian terus menerus dan penyesuaian itu bersifat lahir bathin.   Penyesuaian itu tidak selalu mudah. 
            Terkadang para anggota kelompok membentuk suatu kelompok tersendiri secara informal dalam kelompok mereka, yang disebut sub kelompok atau sub group yang mempunyai kultur tersendiri.  Misalnya pada sebuah pabrik dapat berbentuk subgroup yang mempunyai norma-norma lain dari pada  norma-norma yang berlaku dalam pabrik itu.
            Dalam intraksi sosial perubahan yang terjadi secara simultan sedangkan perubahan autoplastis (perubahan yang bersifat mengubah diri sendiri) maupun alloplastis (perubahan yang bersifat mengubah lingkungan) terjadi melalui suatu mekanisme, dimana mekanisme tersebut antara lain:
  Imitasai atau peniruan
    Yaitu merupakan suatu cara belajar dengan mengikuti contoh orang lain.  Peniruan
    dilakukan secara sadar dan sistematis.
  Sugesti atau anjuran
     Yaitu anjuran tertentu yang menerbitkan suatu reaksi langsung dan tanpa pikiran
     panjang pada individu yang menerima sugesti itu. Pengaruh sugesti pada seseorang
     tergantung pada sikap kurang atau lebih kritisnya.  Dimana kurangnya sifat kritis ada
      hubungan dengan umur muda, kurang pendidikan, lekas percaya, gelisah, maupun
     suatu struktur dasar kepribadian tertentu.
  Simpati
     Yaitu merupakan keadaan untuk merasai diri seolah-olah dalam keadaan orang lain
     dan ikut merasai apa yang dilakukan, dialami atau diderita oleh orang lain.
  Identifikasi
     Berjalan lebih jauh daripada simpati, dimaksudkan bahwa orang dapat ikut merasai
     apa yang dirasai orang lain.  Dengan identifikasi seolah-olah diri kita sendiri menjadi
     dia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar