1.
PROSES PERENCANAAN KOMUNIKASI
Merencanakan program komunikasi sedikit lebih
berbeda dengan merencanakan program – program yang lain. Proses perencanaan ini
secara umum digambarkan dalam bentuk diagram P, atau yang lebih sering disebut Process.
Pengembangan
Media
|
Implementasi
Desain
Komunikasi
Telaah
Analisis
|
Gambar 1. Proses perencanaan komunikasi
2.1.
Analisis
Analisis komunikasi kesehatan mencakup dua aspek,
yakni aspek epidemiologi dan aspek perilaku.
a.
Analisis
epidemiologi mencakup prevalensi penyakit, karakteristik penderita penyakit
tersebut, faktor – faktor resiko, dan atau penyebab utama penyakit.
b.
Analisis
perilaku mencakup masyarakat sehubungan dangan penyakitnya (gejala atau
tanda-tanda), penyebab dan cara penularan penyakit, cara pencegahannya,
tindakan, dan pencarian pengobatan.
2.2.
Desain Komunikasi
Dalam merancang program komunikasi kesehatan, hal –
hal yang perlu dilakukan antara lain :
a.
Menentukan
khalayak sasaran
b.
Menentukan
tujuan secara spesifik
c.
Menentukan isi
pesan dan media
d.
Menentukan
strategi
e.
Menyusun rencana
tindakan (POA)
2.3.
Pengembangan Media
Langkah – langkah yang harus dilakukan dalam
pengembangan media ini adalah :
a.
Membuat desain
media
b.
Uji coba media
c.
Revisi dan
finalisasi media
2.4.
Implementasi, Monitoring, dan assessment
Dalam program komunikasi, implementasi, monitoring,
dan evaluasi merupakan satu kesatuan. Langkah – langkah yang harus dilakukan
pada tahap ini adalah :
a.
Pelatihan
petugas (bila perlu)
b.
Peluncuran
(lounching)
c.
Pemantauan
proses
d.
Pengukuran
dampak program komunikasi terhadap masyarakat (jangka pendek, menengah, dan
jangka panjang)
2.5.
Telaah (review)
Program komunikasi adalah suatu proses yang
berkesinambungan. Hal ini berarti bahwa hasil evaluasi dari suatu program
komunikasi merupakan feed back dan input bagi program selanjutnya. Oleh sebab itu assessment program komunikasi merupakan
telaah (review) bagi program ini, yang terdiri dari:
a.
Analisis hasil
assessment
b.
Rekomendasi
tindak lanjut
c.
Perencanaan
kembali (Replan)
2.
PEMASARAN
SOSIAL
Salah satu
bentuk operasional komunikasi kesehatan yang dewasa ini mulai digunakan dalam
program kesehatan adalah pemasaran sosial (social
marketing). Pemasaran sosial adalah proses untuk membuat rancanagan, implementasi,
dan pengawasan program yang ditujukan untuk meningkatkan penerimaan gagasan
sosial atau perilaku pada suatu kelompok sasaran (Philip kotler).
3.1.
Konsumen
(Masyarakat)
Dalam pemasaran
sosial, komsumen atau masyarakat merupakan pusat kegiatan, atau pemasaran
sosial berorientasi pada konsumen, bukan pada perusahaan seperti pada pemasaran
barang.
Pada umumnya
segmentasi sasaran ditentukan bedasarkan berbagai kriteria, antara lain
:
a.
Karakteristik demografis (usia, jenis kelamin, pendidikan sosial ekonomi, tempat tinggal,
agama, dan sebagainya)
b.
Karakteristik geografis (wilayah, luas daerah,
kepadatan, dan sebagainya)
c.
Psikografis atau karakteristik perilaku (gaya hidup,
nilai – nilai, dan sebagainya).
3.2.
Variable
Pemasaran Social (C-4P)
Variable –
variable atau komponen pemasaran sosial, selain masyarakat sebagai consumer (C)
yang menjadi sasaran adalah :
PROMOSI
(PROMOTION)
|
PRODUK
(PRODUCT)
|
TEMPAT
(PLACE)
|
SASARAN
(CONSUMBER)
|
HARGA
(PRICE)
|
Gambar
2. Hubungan variabel – variabel pemasaran sosial
1.
Product (produk)
Gagasan (ide), perilaku
kesehatan, atau jasa pelayanan yang akan dipasarkan (dijual). Hal ini dapat menjadi cerminan
bagi tenaga kesehatan bagaimana memberikan pelayanan kepada
masyarakat agar pengalaman, promosi yang disampaikan adalah benar dan dapat dilaksanakan sesuai anjuran agar masyarakat dapat
hidup sehat.
2.
Price (harga)
Dalam pemasaran sosial, yang
dimaksud harga bukanlah berarti nilai atau harga program semata – mata, tetapi
juga pengorbanan, baik tenaga maupun waktu.
3.
Place (tempat)
Jalur yang digunakan untuk
menyalurkan produk ke konsumen dan tempat produk disediakan. Penyediaan dan
distribusi produk sosial tidak hanya melibatkan system pengadaan para agen dan
pengecer, tetapi juga yang lainnya seperti tenaga kesehatan, tenaga lapangan,
kerabat, tenaga konsumen, dan sebagainya.
Puskesmas, posyandu, pos obat desa, dan polindes adalah tempat – tempat
untuk memasarkan produk kesehatan
4.
Promotion (promosi)
Promosi dalam pemasaran sosial
bukan hanya melalui iklan
saja, tetapi juga menyangkut pendidikan konsumen agar dapat tetap menggunakan
produk secara tetap. Para komunikator kesehatan masyarakat menggunakan prinsip
dasar pengajaran/penyuluhan untuk dapat melatih konsumen agar dapat menggunakan
produk dengan baik dan tepat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar